Jakarta Humas – Madrasah saat ini harus menjadi pilihan utama masyarakat dalam pendidikan di Indonesia “bukan lagi sebagai alternatif pendidikan didalam masyarakat” tegas Direktur Madrasah Kemenag Prof. DR. H. Dedi Djubaedi yang didampingi Ka. Kanwil Kemenag DKI Jakarta H. Muhaimin Luthfie dan Kabid Mapenda Drs. H. Wahyudin, M. Pd pada pertemuan dengan 22 Kepala Madrasah di Ruang Multimedia MAN 4 Jakarta. Selasa (8/1)
Pertemuan ini diadakan karena menyangkut masa depan Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) yang akan di putus oleh Mahkamah Konstitusi (Selasa-red), menurut Dedi terkait RMBI kita tidak perlu mendahului takdir Allah SWT, jangan sampai RMBI itu diterjemahkan lain menjadi rintisan madrasah bertarif internasional “saya tidak setuju dengan madrasah gratis, siswa madrasah miskin, tapi harus berfilosofi kita harus membantu mereka” kata Dedi. Menurut dia ilmu marketing harus juga diterapkan pada madrasah agar madrasah bisa tampil beda dengan lembaga pendidikan yang lain. “jadi orang melihat image yang ditampilkan madrasah itu apa?itu lebih enak ketimbang kita jualan madrasah teladan, madrasah bertaraf internasional kemudian gak laku” tegasnya
Madarasah saat ini menurut Dedi harus inovatif, networkingnya bagus, dan menguasai IT “dan nanti akan ada program “Direktur Madrasah Manyapa” lewat website, email dan program-program ICTMadrasah ” tambah dedi, terkait dengan bantuan-bantuan, filosofi saya sebetulnya “don’t think about how, tentang bantuan karena kebahagian sejati adalah kita dapat membantu orang lain bukan dibantu” jelasnya. Dia juga mengutip sebuah isi buku yaitu Live, a life of no limits (hiduplah dengan pola kehidupan tanpa batas) “saya kira kalimatnya bagus untuk para Kepala Madrasah” kata Dedi, itu akan menghidupkan Independent mind (kebebasan berfikir), “yang akan menghadirkan Broad Knowledge (pengetahuan yang luas) dan menghadirkan jiwa yang bebas” tambahnya. Dan ini merupakan konsep dari rahmatan lil ‘alamin “jadi kalau ada yang menyebutkan madarasah rahmatan lil ‘alamin artinya madrasah itu lebih tinggi dari madrasah bertaraf internasional” celetuknya.
Yang kedua masih menurut Dedi dalam buku itu dia juga mengutip kalimat Live, a life of no excuses (jangan berkeluh kesah), karena kredibilitas itu lebih penting untuk menghadirkan sesuatu “just do it and coordinate” pintanya. Dedi juga meminta agar madrasah membangun ide-ide baru sehingga itu bisa menjadi program-program unggulan Kemenag Pusat yang akan menjadi panutan bagi sekolah-sekolah lain. Dan yang ketiga adalah Live, a life of no regret (hiduplah dengan pola kehidupan tanpa penyesalan) jangan menyesal menjadi orang Kemenag “apalagi dengan prestasi madrasahnya” kata Dedi
Sedangkan Ka. Kanwil Kemenag DKI Jakarta H. Muhaimin Luthfie dalam arahannya mengatakan madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik atau ciri khas tersendiri, yang landasan dan tujuannya berbeda dengan lembaga pendidikan yang lain, madrasah menerapkan ajaran-ajaran Allah, menyinggung masalah RMBI Muhaimin mengatakan apalah arti sebuah nama, soal nasib RMBI jangan terlalu dihiraukan, ada maupun tidak ada keputusan madrasah harus tetap jalan “kita sudah punya komitmen untuk mengembangkan madrasah”, kata Muhaimin. Madrasah dari RA sampai Aliyah merupakan aset umat islam “aset ini harus kita jaga” pintanya, apabila aset ini tidak dijaga akan dimanfaatkan orang lain.
Dalam hal peningkatan mutu madrasah Muhaimin menyinggung juga para petinggi-petinggi di Kementerian Agama yang masih belum mempercayai pendidikan anaknya dimadrasah “seberapa besar dan seberapa persen para petinggi Kementerian Agama yang mempercayakan anaknya dimadrasah?” tegas Muhaimin, indikasinya mereka masih belum percaya dengan lembaga yang dikelolanya. Dalam arahannya Muhaimin berpesan kepada seluruh Kepala MAN agar dapat meningkatkan lagi mutu dimasing-masing madrasah yang dipimpinnya.
Selain itu Ka. MAN 4 Jakarta Hj. Isnadiar Dekok dalam paparannya mengungkapkan pertemuan ini merupakan curahan hati anak kepada bapaknya karena akan membahas tentang ‘nasib’ RSBI ke depan, karena MAN 4 merupakan salah satu madrasah yang termasuk RMBI, madrasah di DKI kata dia ibarat dekat tapi jauh banyak bantuan tapi mengalir ke tempat-tempat yang jauh. Madrasah di DKIsaat ini telah membuat inovasi-inovasi diantaranya adalah menerapkan sistem SKS disetiap madrasah.(go)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar